BERORGANISASI UNTUK BERAMAL

SELAMAT DATANG

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Minggu, 25 April 2010

SLE ( SYTEMIC LUPUS ERITEMATOSUS )

SLE ( SYTEMIC LUPUS ERITHEMATOSUS )
A. Pengertian SLE
Lupus adalah suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan akut dan kronis bermacam-macam jaringan tubuh. Kelainan ini merupakan kelainan multisystem yang dapat menyerang kulit, persendian, jantung, pericardium, paru – paru, ginjal, otak, dan system homopoitek.

SLE tidak menular, Kelainan ini dikelompokkan ke dalam penyakit autoimun, penyebab dan mekanisme terjadinya masih belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini diduga muncul karena faktor genetik diduga munculnya kelainan juga dipengaruhi lingkungan. Misalnya pajanan sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat, kehamilan dan trauma psikis maupun fisik.

Penyakit Lupus merupakan penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan, sehingga tidak berfungsi menyerang virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri.

B. Tanda dan Gejala
Pada awal perjalanannya, penyakit ini ditandai dengan gejala klinis yang tak spesifik, antara lain lemah, lesu, panas, mual, nafsu makan menurun, dan berat badan turun. Gejala awal yang tidak khas ini mirip dengan beberapa penyakit yang lain.
Oleh karena gejala penyakit ini sangat luas dan tidak khas pada awalnya, maka tidak sembarangan untuk mengatakan seseorang terkena penyakit lupus.
Akibat gejalanya mirip dengan gejala penyakit lainnya, maka lupus dijuluki sebagai penyakit peniru. Julukan lainnya adalah si penyakit seribu wajah.
Menurut American College Of Rheumatology 1997, diagnosis SLE harus memenuhi 4 dari 11 kriteria yang ditetapkan yaitu sebagai berikut:
• Ruam kemerahan pada kedua pipi melalui hidung sehingga seperti ada bentukan kupu-kupu, istilah kedokterannya Malar Rash/Butterfly Rash.
• Bercak kemerahan berbentuk bulat pada bagian kulit yang ditandai adanya jaringan parut yang lebih tinggi dari permukaan kulit sekitarnya.
• Fotosensitive, yaitu timbulnya ruam pada kulit oleh karena sengatan sinar matahari
• Luka di mulut dan lidah seperti sariawan (oral ulcers).
• Nyeri pada sendi-sendi. Sendi berwarna kemerahan dan bengkak. Gejala ini dijumpai pada 90 % odapus.
• Gejala pada paru-paru dan jantung berupa selaput pembungkusnya terisi cairan.
• Gangguan pada ginjal yaitu terdapatnya protein di dalam urine. Protein dalam air kencing melebihi 500mg/ 24 jam
• Gangguan pada otak/sistem saraf mulai dari depresi, kejang, stroke, dan lain-lain.
• Kelainan pada sistem darah di mana jumlah sel darah putih dan trombosit berkurang. Dan biasanya terjadi juga anemia
• Tes ANA (antinuclear Antibody) positif. ANA tes adalah suatu pemeriksaan darah yang menghitung antibodi yang terbentuk yang secara langsung melawan berbagai komponen dari nucleus (inti sel).
• Gangguan sistem kekebalan tubuh.

C. Beberapa gambar SLE

Pada regio kapitis, fasialis dan ekstrimitas superior terdapat macula eritematus berbatas jelas dengan sumbatan keratin pada folikel rambut, di beberapa bagian terdapat skauma tipis, sikatrik atrofi, hipertropik.



D. Implementasi keperawatan
• Pasien dengan SLE memerlukan lebih banyak istirahat selama periode aktif penyakitnya.
Yang harus diperhatikan kualitas tidur dan pengaruh yang dilatarbelakangi depresi, kurangnya olahraga, dan strategi mengatasi perawatan diri pada kesehatan secara keseluruhan.
• Selama periode penyakit, penentuan latihan secara hati - hati masih tetap penting untuk memelihara kekuatan otot dan rentang gerakan sendi. Obat-obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) sangat membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada otot, sendi dan jaringan2 lain. Contoh dari NSAID adalah aspirin, ibuprofen, Naproxen dan sulindac.
• Pasien dengan systemic lupus sebaiknya menghindari paparan sinar matahari. Sunscreen dan kain penutup ekstremitas (tangan dan kaki) dapat sangat membantu.
• Bicara secara terbuka dengan keluarga dan teman sering dapat membantu.
• Kendali kondisi tubuh dari waktu ke waktu. Bila kondisi sedang berat, pasien biasanya akan dirawat inap. Tetapi bila kondisi sudah memungkinkan, tidak ada salahnya bila pasien beraktivitas sesuai kemampuan.
• Cukup istirahat, olahraga ringan, diet gizi seimbang, dan hindari rokok.
• Karena pasien mendapat terapi yang pada dasarnya akan menekan kekebalan tubuh, maka pasien akan lebih mudah mengalami infeksi.
E. Pengobatan
Tidak ada penyembuhan permanen untuk SLE. Tujuan pengobatan hanyalah menghilangkan gejala dan melindungi organ tubuh dengan menurunkan peradangan dan atau tingkat aktifitas autoimun tubuh.
1. Pengobatan non tradisional
Banyak pasien dengan gejala ringan dapat memerlukan pengobatan atau hanya diberi obat2 anti peradangan rutin terus-menerus. Mereka yang mengalami gejala yang lebih berat dengan melibatkan kerusakan organ2 dalam memerlukan dosis yang lebih tinggi kortikosteroid dengan dikombinasi obat2 lain yang menekan sistem imun tubuh.
Titik berat perawatan lupus adalah mengurangi peradangan. Ada 4 besar obat-obatan yang digunakan:
• Obat-obatan non-steroidal anti inflammatory, seperti ibuprofen (advil & motrin), naproxen, naprosyn (aleve), clinoril, feldene, voltaren.
• Obat-obatan corticosteroid, seperti prednison, prednisolone, medrol, deltasone, cortison, dll.
• Obat-obatan anti malaria sangat efektif untuk persendian yang sakit, luka kulit dan borok di dalam hidung atau mulut. Obat anti malaria yang sering diberikan adalah plaquonil (hydroxichloroquine).
• Immunosuppressants/ chemotherapy, umumnya digunakan pada mereka yang mengalami kambuh yang parah(organ tubuh terkena), atau untuk menurunkan penggunaan dosis steroid. Obat ini untuk menyetop over aktifitas sistem kekebalan dan juga membantu membatasi kerusakan yang terjadi dan mengembalikan fungsi organ.
Mayoritas pasien lupus dirawat dengan menggunakan ketiga obat-obatan pertama. Digunakan sekaligus atau sendiri-sendiri. Karena reaksi tiap orang terhadap suatu obat berbeda-beda, biasanya perlu beberapa waktu untuk mengetes kecocokan atau ketidakcocokan seseorang pada obat-obatan tertentu.


2. Pengobatan tradisional
a. Gamat membantu mengatasi keluhan seperti menyembuhkan luka, meredakan rasa sakit di persendian, memperlancar sirkulasi darah dan secara umum dikonsumsi sebagai hidangan spesial untuk menjaga kesehatan karena dinilai sebagai ginseng laut.
Gamat merupakan hewan yang hidup di dasar laut, biasa dikenal Stichopus Hermanii sebagai Teripang, Sea cucumber atau hoi som. Terdapat kurang lebih 1000 species gamat, namun yang dapat dijadikan bahan makanan tidak lebih dari 40 species saja. Satu diantara Gamat yang dapat kita konsumsi dan memiliki nilai pengobatan tradisonal yang istimewa adalah gamat species Stichopus hermanii (gamat Emas).
Gamat emas mengandung banyak zat gizi seperti protein, mineral, omega 3 dan Bio Active Element. Dalam sejarah tradisional China, Gamat telah digunakan sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu untuk membantu mengatasi keluhan seperti menyembuhkan luka, meredakan rasa sakit di persendian, memperlancar sirkulasi darah dan secara umum dikonsumsi sebagai hidangan spesial untuk menjaga kesehatan karena dinilai sebagai ginseng laut.

Jelly Gamat mengandung:
• Protein 86,8 %
• 80% kolagen
• Mucopolysacarida
• Condroitin Sulfat dan Glukosami
• Omega 3
• Mineral
• Bio Active Element


Manfaat Jelly Gamat Luxor
• Mempercepat penutupan luka pada penderita Diabetes serta menghilangkan bau pada luka gangren
• Meredakan gangguan sakit lambung
• Meringankan sakit pada persendian / arthritis
• Menghentikan pendarahan pada wasir
• Mempercepat penyembuhan pasca operasi maupun bersalin
• Memperbaiki tekstur kulit menjadi lebih licin dan kenyal
• Menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida
• Meringankan penderita asma
b. spirulina salah satu pilihan untuk pengobatan penyakit maut. Sebetulnya spirulina bukan barang baru di dunia pengobatan. Sejak 400 tahun lampau, herbal itu merupakan makanan tradisional suku Aztek dan Maya di semenanjung Yucatan, Meksiko.
Spirulina merupakan tumbuhan air mikroalga (Cyanobacteria) berbentuk spiral, bersel satu yang telah ada sejak 3.5 milyar tahun yang lalu dan telah dikonsumsi oleh suku Aztec kuno di Mexico sejak 5 abad yang lalu. Terdapat ± 2000 jenis Spirulina di dunia, dari berbagai penelitian diketahui bahwa spirulina dari species platensis merupakan spirulina yang aman untuk dikonsumsi dan memiliki nilai gizi yang tinggi.

Manfaat Spirulina Pacifica
1. Superfood
Spirulina pacifica kaya akan zat gizi, mengandung 60% protein nabati, Vitamin B kompleks, Asam lemak esensial, Vitamin, mineral dan pigmen alami. Zat gizi dalam spirulina berguna untuk melengkapi kecukupan gizi yang diperlukan oleh manusia setiap hari.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
Spirulina pacifica mengandung phycocianin, klorofil dan polysacarida yang membantu meningkatkan aktifitas unsur-unsur antibodi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit, sehingga tubuh memiliki daya tahan yang lebih kuat.
3. Menyehatkan darah
Spirulina pacifica mengandung klorofil, Vitamin B 12, Asam folat dan zat besi yang duperlukan untuk pembentukan darah merah. Konsumsi Spirulina pacifica secara teratur akan mencegah terjadinya anemia (kurang darah).
4. Antioksidan alami & Anti kanker
Polusi, stress, sinar matahari, bahan-bahan kimia dll merupakan sumber radikal bebas. Di dalam tubuh radikal bebas yang berlebih dapat menyebabkan berbagai kerusakan fungsi organ. Spirulina pacifica mengandung Antioksidan seperti Selenium, Vitamin E, enzyme SOD yang dapat memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Phytonutrien dalam Spirulina (betakaroten,klorofil, xanthofil, phyocianin) merupakan anti kaner alami.
5. Detoksifikasi
Klorofil di dalam Spirulina pacifica akan bekerja untuk membersihkan dan membuang toksin (racun) yang berasal dari bahan pengawet makanan, obat-obatan, cemaran air dan bahan-bahan kimiawi yang menumpuk di dalam darah. Klorofil juga berguna untuk mengurangi aroma tubuh yang tidak sedap.
6. Memperbaiki sistem pencernaan
Spirulina pacifica memiliki Protein Efficiency Ratio yang sangat tinggi, sehingga lebih cepat diserap tubuh. Dinding sel nya terbuat dari protein, polysacarida dan enzyme serta tidak memiliki selulosa sehingga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh.

c. Alfalfa kaya akan berbagai zat gizi. Kandungan klorofilnya sangat tinggi, sehingga tumbuhan yang banyak dimanfaatkan daunnya ini dipercaya bisa menyembuhkan bermacam penyakit, mulai dari perut kembung sampai kanker.

Kata alfalfa mungkin masih terasa asing di telinga orang Indonesia. Tanaman alfalfa memang belum banyak dibudidayakan di sini, meski berbagai produknya banyak dijual di pasaran. Salah satunya dalam bentuk suplemen.
Alfalfa merupakan tanaman kacang-kacangan yang tumbuh di berbagai kondisi iklim, dengan kemampuan adaptasi cukup baik, sehingga tersebar di berbagai belahan dunia. Amerika Serikat merupakan produsen alfalfa terbesar hingga saat ini.
Meskipun alfalfa mempunyai khasiat yang cukup baik, konsumsi alfalfa oleh manusia harus dibatasi karena kandungan serat yang sangat tinggi. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh.

Selain daun, biji tanaman ini juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic lupus erythematosus) karena mengandung asam amino beracun L-canavanine yang diduga dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.










DAFTAR PUSTAKA
The Arthritis Foundation http://www.arthritis.org).
http://www.tokonita.com/kesehatan-dan-kecantikan/makanan-kesehatan/jelly-gamat-1000-ml.html
http://www.tokonita.com/kesehatan-dan-kecantikan/makanan-kesehatan/jelly-gamat-1000-ml.html
http://jarumsuntik.com/sle-systemic-lupus-erythemathosis/
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.indosiar.com/images/v09/ragam/a_060321_lupus03.jpg&imgrefurl=http://www.indosiar.com/ragam/51522/odapus-orang-dengan-penderita-lupus&usg=__8sHqo9tGLhs9tsEG9kRhGFvUSz0=&h=134&w=133&sz=7&hl=id&start=29&um=1&tbnid=8ltN2NIKDrtiMM:&tbnh=92&tbnw=91&prev=/images%3Fq%3DSystemic%2BLupus%2BErythematosis%26ndsp%3D20%26hl%3Did%26cr%3DcountryID%26sa%3DN%26start%3D20%26um%3D1
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://cybermed.cbn.net.id/UserFiles/Image/cybermed/Natural%2520Healing/Okt2008/Alfaalfa1.JPG&imgrefurl=http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx%3Fx%3DNatural%2BHealing%26y%3Dcybermed%257C13%257C0%257C3%257C163&usg=__KUGSTXVMhDWa6ATKtET9NmUfHbE=&h=390&w=423&sz=37&hl=id&start=69&um=1&tbnid=YMV-rFgALdZqvM:&tbnh=116&tbnw=126&prev=/images%3Fq%3DSystemic%2BLupus%2BErythematosis%26ndsp%3D20%26hl%3Did%26cr%3DcountryID%26sa%3DN%26start%3D60%26um%3D1
http://esqmagazine.com/2009/06/20/186/lupus-penyakit-seribu-wajah.html
http://www.syamsidhuhafoundation.org/careforlupus_comments.php?id=111_0_9_0_
Tanggal 30 juli 2009 jam 19.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar