BERORGANISASI UNTUK BERAMAL

SELAMAT DATANG

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Minggu, 11 April 2010

DEFINISI DAN JENIS – JENIS LUKA

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Merawat pasien adalah jantung keperawatan. Pasien adalah pusat perhatian perawat. Perawat merawat orang sakit dan cedera di rumah sakit, tempat mereka bekerja untuk meperbaiki kesehatan dan memperingan penderitaan. Perawat adalah individu yang mengoordinasikan pekerjaan dari semua anggota tim dan melihat bahwa rencana tersebut di jalankan. Sebagai contoh memastikan bahwa perjanjian untuk pemeriksaan labolatorium dibuat dan disimpan, melihat bahwa tindakan telah dilaksanakan, dan memeriksa meyakinkan bahwa adanya kebutuhan rujukan di lakukan sebelum pasien dipulangkan. Perawat merawat pasien secara kotinu, 24 jam sehari. Mereka membantu pasien melakukan apa yang akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri jika mereka mampu.
Perawat perlu mengetahui teori atau konsep tentang suatu penyakit, agar perawat dapat melaksanakan proses keperawatan. Teori terkadang tidak bersumber dari satu ahli karena manusia memilki persepsi yang berbeda terhadap sesuatu. Kulit merupakan organ tubuh manusia yang penting, dan apabila terjadi kerusakan atau terjadi luka pada organ ini manusia akan menerima rangsangan atau rasa yang sakit, perih dan nyeri. Luka merupakan suatu penyakit yang berbahaya apa bila tidak segera di atasi. Baik kecerobohan, ketidaktelitian,ketidaksengajaan kecelakaan, musibah manusia yang memgakibatkan terjadinya luka. Setiap orang memilki beberpa persepsi terhadap definisi luka. Luka pun terbagi atas beberapa jenis. Sebagai seorang perawat harus mengetahui pengertian dari luka dan apa saja jenis – jenisnya agar bisa menjalankan proses keperawatan dan perawat mampu merawat dengan baik. Dan bahsan ini merupakan dasar dari perawatan terhadap pasien luka.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah PKKDM ( Proses Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia ).
2. Agar perawat Mengidentifikasi dan mengetahui definisi dari luka.
3. Agar parawat dapat mengetahui jenis - jenis luka.
4. Sebagai bahan bacaan bagi para perawat maupun masyrakat umum tentang luka.

C. Manfaat
1. Perawat dapat mengetahui definisi tentang luka.
2. Perawat dapat mengetahui jenis – jenis luka.
3. Perawat mampu mengidentifikasi dan mengetahui penyakit yang diderita pasien yang berhubungan dengan luka.
4. Perawat dapat mengetahui konsep tentang luka.
5. Memberikan informasi kepada khalayak ramai tentang luka.












BAB II
ISI


A. Definisi Luka
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh atau Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Beberapa ahli berpendapat Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995).
B. Anatomi Forensik Kulit
Kulit terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang ketebalannya bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan adalah yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi seperti skrotum dan kelopak mata hanya pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit.
Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis umumnya berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis. Dermis (korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit sperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Terdapat banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe serta ujung saraf taktil, tekan, panas.. bagian bawah dari dermis terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari bagian tubuh) fascia, jaringan lemak, dan otot yang berurutan di bawahnya.


Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

C. Jenis – Jenis Luka
1. Jenis – Jenis Luka Berdasarkan Mekanisme Terjadinya Luka :
a. Luka insisi (Incised wounds)
terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi).
b. Luka memar (Contusion Wound)
Terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
c. Luka lecet (Abraded Wound)
Terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

d. Luka tusuk (Punctured Wound)
Terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
e. Luka gores (Lacerated Wound)
Terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
f. Luka tembus (Penetrating Wound)
Yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
g. Luka bakar (Combustio)
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Luka Bakar adalah keadaan sakit yang dapat membawa pemderitaan pada morbiditas yang sangat kompleks dan merupakan trauma yang paling berpotensi menyebabkan gangguan berat integritas penampakan dan psikologis apabila berpotensi menyebabkan gangguan berat integritas. Luka bakar di bagi dalam beberapa jenis :
 Luka bakar termal
Agen pecendera dapat berupa api, air panas, ataukontak dengan objek panas, luka bakar api berhubungan dengan asap/cedera inhalasi (cedera terbakar, kontak dan kobaran api).
 Luka bakar listrik.
Terjadi dari tife/voltase aliran yang menghasilkan proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan (contoh saraf memberikan tahanan kecil dan tulang merupakan tahanan terbesar) Dasar cedera menjadi lebih berat dari cedera yang terlihat. Dalam buku lain di katakan lluka bakar listrik adalah Luka yang terjadi karena arus listrik mengaliri tubuh, karena adanya loncatan arus atau karena ledakan tegangan tegangan tinggi antara lain akibat petir ( tersambar petir ).


 Luka bakar kimia
Terjadi dari tife /kandungan agen pencedera, serta konsentrasi dan suhu agen. Luka akibat bahan kimia biasanya merupakan luka bakar. Dan ini dapat terjadi akibat kelengahan, pertengkaran kecelakaan kerja, kecelakaan di industri atau di labolatoriu, dan akibat penggunaan gas beracun dalam peperangan.
 Luka bakar radiasi
Luka bakar bila terpapar pada bahan radioaktif dosis tinggi. Radiasi adalah pancaran dan pemindahan energi melalui ruang dari suatu sumber ke tempat lain tanpa perantaraan massa atau kekuatan listrik. Radiasi yang besifat ionisasi akan merusak kromosom sehingga dapat menimbulkan mutasi yang menjadi dasar perkembangan keganasan. Gejala – gejala nya seperti terlihat luka bakar akibat elektromagnet atau akibat partikel radioaktif dapat menyebabkan eritem ringan sementara yang berlangsung 2 – 3 jam. Eritem ini menimbulkan rasa hangat dan terjadi pada kekuatan di atas 50 rad. Eritem yang menetap timbul setelah gejala ringan ini hilang dan di sebabkan oleh radiasi kekuatan sedang. Kerusakan subkutan serupa dengan luka bakar derajat III. Ujung saraf, folikel rambut, kelenjar keringat, dan pembuluh darah halus hilang. (Doenges E.M,2000) & (long,1996)
 Luka gigitan dan sengatan serangga
Luka gigit dapat disebabkan oleh hewan liar, hewan piaraan atau manusia. Hewan liar yang biasanya menggigit adalah hewan yang memang ganas dan pemakan daging misalnya ular, singa, harimau, hiu atau bila hewan itu terkejut yaitu dalam usaha membela diri. Hewan piaraan yang jinak menggigit kalau disakiti atau diganggu, lebih – lebih dalam keadaan tertentu, misalnya sedang memelihara anaknya yang amsih kecil, sedang makan, atau bila sakit. Bila hewan mengigit tanpa alasan jelas, harus diwaspadai dan dicurugai kemungkinan hewan tersebut menderita penyakit menular melalui gigitannya, misalnya rabies. Luka gigigtan dapat hanya berupa luka kecil atau luka compang – camping luas yang berat. Luka gigitan manusia berbahaya karena dalam mulut manusia ditemukan lebih banyak jenis kuman patogen dibandingkan yang ditemukan hewan : mungkin karena dietnya yang bervariasi.

2. Jenis – Jenis Luka Menurut Tingkat Kontaminasi :
a. Clean Wounds (Luka bersih)
yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi)
merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi)
termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi)
yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.

3. Jenis – Jenis Luka Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka, Dibagi Menjadi :
a. Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
b. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.



4. Jenis – Jenis Luka Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
a. Luka akut yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.










BAB III
KESIMPULAN


A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh atau Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
2. Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan epidermis,lapisan dermis, dan lapisan subkutis.
3. luka dapat terjadi karena kecorobohohan, ketidaksengajaan, ketidakhatian dan kecelakaan manusia.
4. Luka terbagi atas beberapa jenis diantaranya :
 Jenis – Jenis Luka Berdasarkan Mekanisme Terjadinya Luka terdiri dari luka insisi ( Incised wounds ), luka memar ( contusion ), luka lecet ( abraded wound ), luka tusuk ( punctured wound ), luka gores ( lacerated wound ), luka tembus ( penetrating wound ), luka bakar ( combustio ), luka gigitan dan sengtan serangga.
 Jenis – jenis luka menurut tingkat kontaminasinya terdiri dari, luka bersih ( Clean Wounds ), luka bersih terkontaminasi ( clean – contamined wounds ), luka terkontaminasi ( contamined wounds ), luka kotor atau terinfeksi ( dirty or infected wounds ).
 Jenis - jenis luka berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, di bagi menjadi Stadium I ( luka superfisial ), stadium II parial thickness, stadium III luka full thickness, stadium VI ( luka full thickness )
 Jenis – jenis luka menurut waktu penyembuhan luka di bagi menjadi luka kaut dan luka kronis.
B. Saran
 Kepada para perawat agar mendalami lebih mendalami suatu konsep atau teori sebelum melakukan proses keperawatan, karena ini merupkan dasar pengetahuannya.
 Sebagai perawat konsep kita harus mempunyai pengetahuan yang banyak agar kita bisa merawat pasien dengan baik, karena merawat merupakan jantung dari keperawatan.
 Sebagai perawat kita harus berhati – hati dalam melakukan tindakan perawatan agar tidak terjadi kesalahan.















DAFTAR PUSTAKA


Ester monica, 2005. Pedoman Perawaatn Pasien . Jakarta : EGC
Hidayat sjamsudin, dejong win. Buku AjarIilmu Bedah. Jakarta : EGC
C.pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia
Jurnal kesehatan from www. wikipedia. org. id about luka
Jurnal kesehatan from www. drakbar.wordpress.com about luka
Jurnal kesehatan from www.irmanthea.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar