BERORGANISASI UNTUK BERAMAL

SELAMAT DATANG

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Senin, 19 April 2010

KONSEP DASAR TUBERKULOSIS PARU

KONSEP DASAR
TUBERKULOSIS PARU

A. Pengertian
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi, kebanyakan menyerang stryktur alveolar paru.

B. Penyebab
Mycobacterium yang bersifat tahan asam ada dua jenis yaitu :
1. Mycobacterium tuberkulosis hominis, merupakan sebagian besar kasus TB.
2. Mycobacterium tuberkulosis bovis, TB orofaring dan intestinum.

C. Tanda dan Gejala
1. Batuk lebih dari 4 minggu.
2. Batuk berdahak, kadang-kadang bercampur darah.
3. Sakit kepala.
4. Nafsu makan menurun.
5. Berkeringat malam hari walaupun tanpa kegiatan.
6. Demam.
7. Berat badan menurun.
8. Gejala flu seperti demam, malaise kadang sesak napas.
9. Nyeri dada.

D. Klasifikasi Diagnostik
1. TB Paru
a. BTA mikroskopik langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto toraks menyokong TB dan gejala klinis sesuai TB.
b. BTA (-) tapi kelainan foto thoraks dan klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada pengobatan awal anti TB. Pasien ini memerlukan pengobatan adekuat.
2. TB Paru Tersangka
BTA (-), kelainan klinis dan rontgen sesuai TB paru,pengobatan dengan anti TB sudah bisa dimulai.

3. Bekas TB (tidak sakit)
Ada riwayat TB paru pada masa lalu dengan atau tanpa pengobatan. Foto thoraks normal atau abnormal, BTA (-).

E. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
 Bentuk dada normal / tidak, postur tubuh (klavikula terangkat).
 Pergerakan dinding dada simetris / tidak.
 Penggunaan otot bantu pernafasan.
 Ritme, sifat, frekuensi dan pola pernafasan.
2. Palpasi
☻ Keadaan kulit dada, nyeri tekan (+ / -).
☻ Tactil fremitus (+ / -).
3. Perkusi
 Tanda infiltrat (redup).
4. Auskultasi
Bunyi bronchial dan ronchi basah.

F. Penatalaksanaan
1. Obat Anti TB (OAT)
Pengobatan melalui 2 fase, yaitu ;
 Fase awal untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat.
 Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada jangka pengobatan pendek atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensial.

OAT yang biasa digunakan : Isoniazid (INH), Ripamfisin (R), Pyrazinamide (Z), Streptomicin (S), Ethanbutol (E).
Panduan Obat Anti Tuberkulosis (WHO 1993)
Panduan OAT Klasifikasi dan Tipe Pasien Fase Awal Fase lanjutan
Kategori 1  BTA (+) baru.
 Sakit berat BTA (-) luar paru.  Tiap hari selama 2 bulan (HRZSE).
 Tiap hari selama 2 bulan (HRZSE).  Tiap hari selama 4 bulan (RH).
 3 x 1 minggu selama 4 bulan (RH).
Kategori 2  Pengobatan ulang.
 Kambuh BTA (+).
 Gagal.  Tiap hari selama 2 / 1 bulan (RHZES).
 Tiap hari selama2 / 1 bulan (RHZES).  Tiap hari selama 5 bulan (RHE).
 3 x 1 minggu selama 5 bulan (RHE).

Kategori 3  TB paru BTA (-).
 TB luar paru.  Tiap hari selama 2 bulan (RHZ).
 Tiap hari selama 2 / 3 x 1 minggu (RHZ).
 Tiap hari selama 4 bulan (RH).
 3 x 1 minggu selama 4 bulan (RH).

2. Diet TKTP
3. Perhatikan lingkungan (Ventilasi, k/p isolasi).

G. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
 Darah rutin (LED normal atau meningkat, limfositosis).
 Sputum BTA (+ / -).
2. Pemeriksaan Radiologi
Foto thoraks PA dan lateral. Gambaran foto thoraks yang menunjang:
 Bayangan lesi di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
 Bayangan berawan (patchy) atau bebercak (noduler).
 Adanya kavitas, tunggal atau ganda.
 Kalainan bilateral terutama dilapisan atas paru.
 Adanya kalsifikasi.
 Bayanganmenetap.
 Bayangan milier.
3. Tes mantoux / tuberkulin





DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Ketidakefektifan pola pernapasan sehubungan dengan adanya sekret kental atau seket darah atau kurangnya batuk efektif
Intervensi :
 Kaji fungsi pernapasan (bunyi napas ,kecepatan ,irama kedalaman dan penggunaan otot-otot aksesori)
 Atur posisi pasien (semi fowler dan fowler )
 Bersihkan sekret dari trakea, mulut (pengisapan )
 Pertahankan masukan cairan
 Ajarkan batuk efektif
Tujuan :
Mempertahankan pola pernapasan pasien yang efektif.
2. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan tindakan pemeriksaan seperti pengambilan tindakan-tindakan pemeriksaan seperti pengambilan cairan lambung, tes tuberkulin pemeriksaan darah dan lain lainnya.
Intervensi ;
 Beri penjelasan kepada klien dan keluarga terhadap penyakitnya serta tindakan sekarang.
 Setiap melakukan tindakan beri tahu klien.
 Hindari trauma pada klien terhadap tindakan medis atau para medis
 Beri dorongan klien untuk kooperatif terhadap tindakan
 Hindari beban penderitaan klien terhadap tindakan yang dilakukan.
Tujuan :
Klien merasa aman terhadap tindakan yang dilakukan.

3. Kurang pengetahuan mengenai penyakit sehubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dan proses penyakit
Intervensi :
 Kaji tingkat pengetahuan klien
 Jelaskan sifat sakit dan tujuan pengobatan
 Jelaskan pentingnya personal hygiene
 Pentingnya diet tinggi TKTP
 Jelaskan pentingnya isolasi pernapasan bagi lingkungan berdasarkan proses penyakitnya
 Jelaskan untuk menghindari kontak langsung dengan orang lain
 Jelaskan pentingnya rawat jalan dan rawat inap
Tujuan :
Klien memperlihatkan peningkatan pengetahuan tentang penyakit anakanya dan tindakan pertama yang harus dilakukan.







Daftar pustaka:
1. Mansjoer, Aref .Et el, 2000. Kapita Selekta Kedokteran .Edisi III. Jilid 2 .Penerbit: Media Aesculapius .FK UI .Jakarta.

2. Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar