BERORGANISASI UNTUK BERAMAL

SELAMAT DATANG

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Senin, 19 April 2010

Konsep Dasar STRAIN DAN SPRAIN

Konsep Dasar
STRAIN DAN SPRAIN

Trauma pada jaringan muskuloskeletal dapat melibatkan satu jaringan yang spesifik seperti ligament, tendon atau satu otot tunggal, walaupun injury pada satu jaringan tunggal jarang terjadi. Kejadian yang lebih umum adalah beberapa jaringan mengalami injury dalam suatu insiden traumatik seperti fraktura yang berhubungan dengan trauma kulit, saraf dan pembuluh darah.
Injury yang kurang alamiah sifatnya melibatkan lebam atau memar pada kulit ; kram (regangan) atau strain pada serabut tendon atau ligament, keseleo (koyak) atau sprain yang pada beberapa banyak atau semua tendon, ligament bahkan juga tulang dan sekeliling sendi. Karena keadaan di atas yaitu kram dan keseleo mempunyai tanda inisial yang mirip (dengan beberapa perbedaan).

STRAIN ( KRAM )
A. PENGERTIAN.
Adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yang disebabkan oleh regangan (streech) yang berlebihan.

B. PATOFISIOLOGI.
Adalah daya yang tidak semestinya yang diterapkan pada otot, ligament atau tendon. Daya (force) tersebut akan meregangkan serabut-serabut tersebut dan menyebabkan kelemahan dan mati rasa temporer serta perdarahan jika pembuluh darah dan kapiler dalam jaringan yang sakit tersebut mengalami regangan yang berlebihan.

C. TANDA DAN GEJALA.
 Kelemahan
 Mati rasa
 Perdarahan yang ditandai dengan :
 Perubahan warna
 Bukaan pada kulit
 Perubahan mobilitas, stabilitas dan kelonggaran sendi.
 Nyeri
 Odema

D. PENANGANAN.
Kelemahan biasanya berakhir sekitar 24 – 72 jam sedangkan mati rasa biasanya menghilang dalam 1 jam. Perdarahan biasanya berlangsung selama 30 menit atau lebih kecuali jika diterapkan tekanan atau dingin untuk menghentikannya. Otot, ligament atau tendon yang kram akan memperoleh kembali fungsinya secara penuh setelah diberikan perawatan konservatif.

E. RENCANA PERAWATAN.
1. Kemotherapi.
Dengan analgetik seperti Aspirin (300 – 600 mg/hari) atau Acetaminofen (300 – 600 mg/hari).
2. Elektromekanis.
 Penerapan dingin.
Dengan kantong es 24 0C
 Pembalutan atau wrapping eksternal.
Dengan pembalutan atau pengendongan bagian yang sakit.
 Posisi ditinggikan atau diangkat.
Dengan ditinggikan jika yang sakit adalah ekstremitas.
 Latihan ROM.
Latihan pelan-pelan dan penggunaan semampunya sesudah 48 jam.
 Penyangga beban.
Semampunya dilakukan penggunaan secara penuh.


SPRAIN (KESELEO )

A. PENGERTIAN.
Adalah kekoyakan pada otot, ligament atau tendon yang dapat bersifat sedang atau parah.

B. PATOFISIOLOGI.
Adalah kekoyakan ( avulsion ) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga atau aktivitas kerja.
Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan daya tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan.

C. TANDA DAN GEJALA.
o Sama dengan strain (kram) tetapi lebih parah.
o Edema, perdarahan dan perubahan warna yang lebih nyata.
o Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.
o Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan.

D. RENCANA PERAWATAN.
1. Pembedahan.
Mungkin diperlukan agar sendi dapat berfungsi sepenuhnya; pengurangan-pengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan yang terkoyak.
2. Kemotherapi.
Dengan analgetik Aspirin (100-300 mg setiap 4 jam) untuk meredakan nyeri dan peradangan. Kadang diperlukan Narkotik (codeine 30-60 mg peroral setiap 4 jam) untuk nyeri hebat.
3. Elektromekanis.
 Penerapan dingin  dengan kantong es 24 0C
 Pembalutan / wrapping eksternal.
Dengan pembalutan, cast atau pengendongan (sung).
 Posisi ditinggikan.
Jika yang sakit adalah bagian ekstremitas.
 Latihan ROM.
Tidak dilakukan latihan pada saat terjadi nyeri hebat dan perdarahan. Latihan pelan-pelan dimulai setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang sakit.
 Penyangga beban.
Menghentikan penyangga beban dengan penggunaan kruk selama 7 hari atau lebih tergantung jaringan yang sakit.

STUDI DIAGNOSTIK.
a. Riwayat :
o Tekanan
o Tarikan tanpa peredaan
o Daya yang tidak semestinya
b. Pemeriksaan Fisik :
Tanda-tanda pada kulit, sistem sirkulasi dan muskuloskeletal .


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
STRAIN DAN SPRAIN

I. PENGKAJIAN.
1. Identitas pasien.
2. Keluhan Utama.
Nyeri, kelemahan, mati rasa, edema, perdarahan, perubahan mobilitas / ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.
3. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Sekarang.
o Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktivitas kerja atau setelah berolah raga.
o Daerah mana yang mengalami trauma.
o Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu.
Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau mengalami trauma pada sistem muskuloskeletal lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga.
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
4. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi :
o Kelemahan
o Edema
o Perdarahan  perubahan warna kulit
o Ketidakmampuan menggunakan sendi
b. Palpasi :
o Mati rasa
c. Auskultasi
d. Perkusi.
5. Pemeriksaan Penunjang.
Pada sprain untuk diagnosis perlu dilaksanakan rontgen untuk membedakan dengan patah tulang.


II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL.
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidakmampuan, ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempergunakan sendi, otot dan tendon.
Tujuan :
o Meningkatkan / mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin.
o Menunjukkan teknik memampukan melaksanakan aktivitas ( ROM aktif dan pasif ).
Intervensi :
 Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera / pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap mobilisasi.
 Ajarkan untuk melaksanakan latihan rentang gerak pasien / aktif pada ekstremitas yang sehat dan latihan rentang gerak pasif pada ekstremitas yang sakit.
 Berikan pembalutan, pembebatan yang sesuai.
2. Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau kekoyakan pada otot, ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan, mati rasa, perdarahan, edema, nyeri.
Tujuan :
o Menyatakan nyeri hilang.
Intervensi :
 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips dan pembalutan.
 Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena.
 Pemberian kompres dingin dengan kantong es 24 0C.
 Ajarkan metode distraksi dan relaksasi selama nyeri akut.
 Berikan individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesik.

3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan fungsi tubuh.
Tujuan :
o Mendemonstrasikan adaptasi kesehatan, penanganan keterampilan.
Intervensi :
 Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pandangan pemikiran perasaan seseorang.
 Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, dan prognosa kesehatan.
 Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang sudah diberikan.
 Hindari kritik negatif.
 Beri privasi dan suatu keamanan lingkungan.

Rachmadi, Agus. 1993. Perawatan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Penerbit : AKPER Depkes, Banjarbaru.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Penerbit : EGC, Jakarta.

Nurachman, Elly. 1989. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medical Bedah. Penerbit : EGC, Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 . Penerbit : EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar